Teacher Diarys Blogger

Post Top Ad

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

 

Laporan keuangan perusahaan dagang Setelah kertas kerja atau neraca lajur disusun, maka langkah berikutnya dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal serta perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil aktivitas yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan.

Seperti dalam perusahaan jasa, pada umumnya laporan keuangan yang disusun dalam perusahaan dagang meliputi:

1)      laporan laba/rugi,

2)      laporan perubahan modal,

3)      neraca,

4)      laporan arus kas.

1)        Laporan Laba/Rugi (Income Statement)

Laporan laba/rugi menggambarkan sumber-sumber penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, dan jenis-jenis beban yang harus ditanggung perusahaan. Jadi, laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban pada akhir periode akuntansi. Laporan laba rugi atau perhitungan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut.

a.       Bentuk Langsung (Single Step)

Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk single step dilakukan dengan menjumlahkan semua pendapatan menjadi satu, demikian pula bebannya. Setelah itu dicari selisihnya untuk mengetahui laba dan rugi.

Contoh:

Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4) dapat dibuat laporan laba/rugi sebagai berikut.


LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG

 

b.      Bentuk Bertahap (Multiple Step)

Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk multiple step dilakukan dengan memisahkan antara pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, serta memisahkan pula antara beban usaha dan beban di luar usaha. Setelah itu mencari selisihnya sehingga akan diperoleh laba atau rugi bersih usaha.
Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4), dapat dibuat laporan laba/rugi sebagai berikut.

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG 1

2)      Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menunjukkan adanya perubahan modal yaitu dari modal awal menjadi modal akhir. Hal-hal yang perlu diperhitungkan atau yang memengaruhi dalam penyusunan laporan perubahan modal antara lain:

a.       besarnya modal awal periode,

b.      adanya laba atau rugi usaha,

c.       adanya pengambilan pribadi pemilik atau prive,

d.      adanya investasi tambahan dari pemilik,

e.       besarnya modal akhir periode.

Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan perseorangan, persekutuan atau firma, dan CV. Sementara itu, untuk perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) istilah untuk laporan perubahan modal adalah laporan laba ditahan (returned earning statement).

Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4), dapat dibuat laporan perubahan modal sebagai berikut.

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG 2

3)             Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode, mengenai besarnya harta, utang, dan modal perusahaan. Data-data dalam menyusun laporan necara pada perusahaan dagang bersumber dari kolom neraca pada kertas kerja dan modal akhir dalam laporan perubahan modal.

Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4), dapat disusun neraca sebagaimana
tampak pada Tabel 2.8 berikut ini.

 

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG 3

4.        Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)

Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan arus masuk dan arus keluar tentang kas dan setara dengan kas. Kas merupakan uang tunai atau saldo kas dan rekening giro, sedangkan setara kas merupakan investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek yang dengan cepat dapat dijadikan kas. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dapat diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, dengan disesuaikan bisnis perusahaan tersebut. Pengklasifikasian menurut aktivitas bertujuan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara dengan kas.

a.       Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari pendapatan perusahaan. Oleh karena itu arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang memengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Arus kas dari aktivitas operasi meliputi:

1)      penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa,

2)      penerimaan kas dari royalti, fee, komisi, dan pendapatan lain,

3)      pembayaran kas kepada pemasok barang atau jasa,

4)      pembayaran kepada karyawan,

5)      penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya,

6)      pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi,

7)      penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

b.      Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Arus kas dari aktivitas investasi meliputi:

1)      pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri,

2)      penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain,

3)      perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain,

4)      uang muka dari pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan),

5)      pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

c.       Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klain terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan meliputi:

1)      penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya,

2)      pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan,

3)      penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya,

4)      pelunasan pinjaman,

5)      pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOnu89fhDQWVv92nPHVyuKnrwU_59pIIYWft3RYwC5k6ttU2e67mZaXqekFne6D-LTo1ouGRvL4XRQ5Wfeg6Qw6MOlOAadjoAMPBgFPPI57oBIPtJol4nBOCnKV3BJYLnhXwprlGIa_Ns/s400/pro1.8.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad