Analisis Transaksi Pada Perusahaan Dagang
a. Pembelian Barang Dagangan
- Secara Tunai
Contoh: Tanggal 3 Februari 2019 dibeli secara tunai barang dagangan seharga Rp20.500.000,00.
Berdasarkan transaksi di atas maka analisisnya adalah:
Pembelian akan bertambah dicatat disebelah debet dan Kas berkurang akan dicatat disebelah kredit.
Jurnalnya sebagai berikut:
- Secara Kredit
Pembelian akan bertambah dicatat disebelah debet dan Utang dagang bertambah dicatat disebelah kredit.
b. Potongan Pembelian
Contoh: Tanggal 20 Februari 2019 dibeli secara kredit 20.000 unit barang dagangan dengan harga Rp6.000,00 per unit dengan syarat 2/10, n/30 dan No Faktur 508.Tanggal 27 Februari 2019 dilunasi pembayaran utang faktur No. 508
Berdasarkan transaksi di atas analisisnya adalah:
Transaksi tanggal 27 Februari 2019 mengakibatkan Utang dagang berkurang dicatat disebelah debet, Potongan Pembelian bertambah dicatat disebelah kredit sebesar Rp2.400.000,00 sedangkan Kas berkurang dicatat sebelah kredit sebesar Rp117.600.000,00
Rincian perhitunganya sebagai berikut:
Jumlah utang yang harus dibayar 20.000 × Rp6.000,00 =Rp120.000.000,00
Potongan pembelian 2% × 120.000.000,00 = Rp2.400.000,00
Kas yang harus dibayarkan = Rp117.600.000,00
Jurnalnya sebagai berikut:
c. Retur Pembelian dan Pengurangan harga
Contoh: Tanggal 19 Februari 2019 dibeli barang dagangan seharga Rp20.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30 No Faktur 1801. Tanggal 21 Februari 2019 dikembalikan barang dagangan yang dibeli tanggal 19 Februari 2019 seharga Rp5.000.000,00 karena rusak.
Berdasarkan transaksi di atas analisisnya adalah:
Transaksi tanggal 19 Februari 2019 mengakibatkan Pembelian bertambah di debet Rp20.000.000,00 dan Utang Dagang bertambah di kredit Rp20.000.000,00. Transaksi tanggal 21 Februari 2019 mengakibatkan Retur Pembelian bertambah di kredit sebesar Rp5.000.000,00 dan Utang dagang berkurang di debet menjadi Rp 5.000.000,00.
Jurnalnya sebagai berikut:
d. Beban Angkut Pembelian Barang Dagang
Contoh: Tanggal 17 Februari 2019 dibayar beban pengangkutan barang yang dibeli dari CV. Angkasa sebesar Rp100.000,00.
Berdasarkan transaksi di atas analisisnya adalah:
Beban Angkut Pembelian bertambah di debet dan Kas berkurang di kredit.
Jurnalnya sebagai berikut:
e. Penjualan
- Secara Tunai
Contoh: Tanggal 15 Februari 2019 dijual secara tunai barang dagang seharga Rp4.000.000,00.
Berdasarkan transaksi di atas maka analisisnya adalah:
Kas akan bertambah dicatat disebelah debet dan Penjualan bertambah akan dicatat disebelah kredit.
Jurnalnya sebagai berikut:
- Secara Kredit
Contoh: Tanggal 18 Februari 2019 dijual secara kredit barang dagang seharga Rp7.000.000,00 kepada Toko Budi Makmur
Berdasarkan transaksi di atas maka analisisnya adalah:
Piutang dagang akan bertambah dicatat disebelah debet dan Penjualan akan bertambah dicatat
disebelah kredit. Jurnalnya sebagai berikut:
f. Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
Contoh: Tanggal 17 Februari 2019 menerima pengembalian sebagian barang yang telah terjual secara kredit dari UD Makmur dengan harga Rp600.000,00
Berdasarkan transaksi di atas maka analisisnya adalah:
Retur Penjualan dan Pengurangan Harga akan bertambah dicatat disebelah debet dan Piutang Dagang akan berkurang dicatat disebelah kredit.
Jurnalnya sebagai berikut:
g. Potongan Penjualan
Contoh: Tanggal 2 Februari 2019 dijual barang dagangan seharga Rp7.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30 kepada Toko Sekawan dengan faktur No. 305.Tanggal 7 Februari 2019 Diterima pelunasan atas penjualan barang dagangan tanggal 2 Februari 2019.
Berdasarkan transaksi di atas maka analisisnya adalah:
Transaksi tanggal 2 Februari 2019 mengakibatkan Piutang Dagang bertambah di debet Rp7.000.000,00 dan Penjualan bertambah di kredit Rp7.000.000,00 Transaksi tanggal 7 Februari 2019 mengakibatkan Potongan Penjualan dan Pengurangan Harga bertambah di debet Rp140.000,00; Kas bertambah di debet Rp6.860.000,00 sedangkan Piutang Dagang berkurang di kredit Rp7.000.000,00.
Jurnalnya sebagai berikut:
h. Beban angkut Penjualan
Contoh: Tanggal 13 Februari 2019 diterima faktur dari CV. Tiki atas pengangkutan penjualan barang dagangan yang dilakukan secara kredit sebesar Rp300.000,00. Tanggal 20 Februari 2019 dibayar beban angkut sebesar Rp200.000,00 secara tunai
Berdasarkan transaksi di atas maka analisisnya adalah:
Transaksi tanggal 13 Februari 2019 mengakibatkan Beban Angkut Penjualan bertambah di debet Rp300.000,00 dan Utang Dagang bertambah di kredit Rp300.000,00 Transaksi tanggal 20 Februari 2019 mengakibatkan Beban Angkut Penjualan bertambah di debet Rp200.000,00 dan Kas berkurang di kredit Rp200.000,00
Jurnalnya sebagai berikut:
i. Persediaan Barang Dagangan
Pada perusahaan dagang, persediaan barang dagangan memiliki ciri barangnya dapat disimpan, ini berarti terdapat perlakuan khusus dalam pencatatan barang dagang yang masuk dan keluar. Selain itu pencatatan juga dilakukan untuk mengetahui persediaan barang dagang jangan sampai kosong.
Gambar 4. Gudang Persediaan Barang
Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagangan
Metode pencatatan persediaan barang dagang terdiri atas Metode fisik (physical inventory system) dan Metode Perpetual (perpetual inventory system). Pengertian kedua metode sebagai berikut:
- Metode fisik, melakukan pencatatan mutasi atau perpindahan barang yang keluar maupun masuk tidak akan dicatat. Pencatatan barang dilakukan oleh perusahaan barang dagang melalui akun penjualan untuk transaksi penjualan barang dan akun pembelian untuk transaksi pembelian barang. Cobalah kamu perhatikan pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum menurut metode fisik berikut ini.
- Metode perpetual, pencatatan barang dagang dilakukan secara terus menerus, detail atau terperinci pada setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan barang dagang. Dalam metode ini, transaksi pembelian barang dagangan akan dicatat dengan mendebit akun persediaan barang dagangan sebesar harga beli (harga perolehan), sedangkan jika terjadi penjualan akan dicatat dengan mengkredit akun persediaan barang dagangan sebesar harga pokoknya. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum menurut metode perpetual adalah sebagai berikut.
Perhitungan Harga Perolehan Persediaan
Secara umum perhitungan harga perolehan persediaan barang dagang dapat dihitung berdasarkan metode FIFO, LIFO, dan average. Penjelasannya sebagai berikut:
- Metode FIFO (First In – First Out), Penerapan metode ini terutama diterapkan pada barang-barang yang tidak tahan lama atau produk-produk yang modelnya cepat berubah. Oleh karena penerapan metode ini maka saldo akhir menunjukkan barang yang dibeli terakhir sebab barang yang dibeli lebih awal akan dikeluarkan lebih awal juga. Penggunaan metode ini dalam menghitung nilai persediaan barang akan menghasilkan laba yang besar namun penghitungan labanya kurang akurat. Contoh penerapan metode ini yaitu pada produk-produk makanan olahan di supermarket.
- Metode LIFO (Last In – First Out), Ini merupakan metode yang lebih rumit sehingga biaya pembukuan untuk menjadi lebih mahal. Metode ini menerapkan penjualan terhadap barang yang paling akhir masuk yang akan dijual terlebih dahulu. Laba dan rugi yang dihasilkan dari penerapan metode ini cenderung menghasilkan laba dan rugi yang lebih rendah. Contoh: bidang penerapan metode ini dalam perusahaan dagang yaitu dalam bidang pakaian, teknologi, elektronik dan toko buku.
- Metode Rata-rata (Average Cost), Ini merupakan metode tengah-tengah antara metode FIFO dan metode LIFO. Metode Rata-rata (average) dibagi menjadi dua metode yaitu metode rata-rata sederhana (simple average method) dan metode rata-rata tertimbang (weighted average method). Dalam metode rata-rata sederhana (simple average method), nilai persediaan barang ditentukan melalui hasil perkalian dari harga rata-rata barang dagang per unit dengan sisa barang dagang. Sedangkan dalam metode rata-rata tertimbang (weighted average method), nilai persediaan barang dagang ditentukan berdasarkan perhitungan pada perkalikan dari jumlah barang dagang yang tersedia dengan harga barang dagang rata-rata persatuan.