A. MASALAH POKOK EKONOM
1. Masalah Pokok Ekonomi Klasik
Ada tahun 1870 berkembang teori ekonomi klasik yang di perintis oleh Adam Smith. Para penganut teori tersebut mengutarakan bahwa permasalahan ekonomi adalah satu kesatuan proses yang terdiri dari produksi, distribusi, konsumsi. Menurut teori klasik, tiga masalah pokok ekonomi meliputu masalah produksi, masalah distribusi dan masalah konsumsi. Berikut ini penjelasan ketiga masalah ekonomi klasik tersebut.
a. Masalah Produksik
Produksi artinya menghasilkan barang atau
jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia merupakan tujuan
sekaligus motivasi untuk melakukan kegiatan produksi. Namun, tidak semua
kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Kebutuhan manusia akan terpenuhi apabila ia
mengonsumsi barang atau jasa sesuai yang dibutuhkan.
Padahal barang/jasa hanya akan tersedia
untuk mencukupi kebutuhan apabila diproduksikan. Proses untuk memproduksi
barang/jasa memerlukan sumber-sumber ekonomi, baik sumber daya alam, sumber
daya manusia, maupun sumber daya modal serta keterampilan pengusaha (entrepreneurship).
b. Masalah
Distribusi
Distribusi adalah menyalurkan barang/jasa hasil produksi kepada konsumen. Untuk dapat menyalurkan barang/jasa tersebut dapat dilakukan secara langsung maupun melewati perantara dalam perdagangan. Distribusi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut:
- Distribusi langsung, artinya menyalurkan barang dari produsen langsung kepada konsumen tanpa melewati perantara. Contohnya seorang penjual martabak memproduksi sendiri dan langsung menjual dagangannya kepada pembeli (konsumen).
- Distribusi tidak langsung, artinya menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen melalui perantara. Misalnya melalui pedagang besar (grosir), pedagang kecil (retailer), agen, makelar, komisioner, eksportir, importir, dan penyalur-penyalur yang lainnya.
Distribusi mempunyai tiga fungsi, yaitu
fungsi pertukaran, penyediaan fisik, dan penunjang. Adapun faktor yang
mempengaruhi saluran distribusi adalah pasar barang, perusahaan dan kebiasaan
pembeli.
C. Masalah
Konsumsi
Konsumsi adalah menggunakan atau memanfaatkan
barang yang dihasilkan oleh produsen. Untuk melakukan kegiatan konsumsi
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
- Faktor intern, meliputi sikap, kepribadian, motivasi diri, pendapatan seseorang, selera, dan watak (karakter).
- Faktor ekstern, meliputi kebudayaan, adat istiadat, lingkungan masyarakat, status sosial, keluarga, dan pemerintah.
Paul A. Samuelson (2001), seorang ahli ekonomi dari Amerika mengemukakan tiga
permasalahan pokok yang dihadapi dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut.
A. Barang dan Jasa Apa yang Diproduksi dan Berapa Banyak (What)?
Pertanyaan
tersebut mengarah pada jenis dan jumlah barang dan jasa yang harus diproduksi
dalam perekonomian karena sumber daya (faktor produksi) bersifat langka. Tidak
ada perekonomian yang dapat memproduksi barang dan jasa sebanyak yang
diinginkan oleh semua anggota masyarakat.
Tambahan
satu barang atau jasa tertentu biasanya berarti penurunan barang dan jasa
lainnya. Oleh karena itu, setiap masyarakat harus memilih secara tepat barang
dan jasa apa yang harus diproduksi dan berapa banyak barang dan jasa
diproduksi.
B.
Bagaimana
Barang dan Jasa Diproduksi dan Oleh Siapa (How)?
Pertanyaan
tersebut mengacu kepada pilihan cara produksi dan pelaku produksi. Untuk
menjawab pertanyaan ini diperlukan keberpihakan kepada mayoritas rakyat dengan
tetap memerhatikan kemajuan ekonomi negara secara keseluruhan. Pilihan cara
produksi meliputi jenis faktor produksi dan teknik produksi yang digunakan.
Untuk
pilihan faktor produksi, di negara yang kaya sumber daya tenaga kerja pilihan
jatuh kepada produksi padat karya, yaitu memproduksi barang dan jasa dengan
mengoptimalkan tenaga kerja (SDM). Adapun di negara yang kaya akan sumber daya
modal, pilihan jatuh kepada produksi padat modal, yaitu memproduksi barang dan
jasa dengan mengandalkan modal yang sangat besar.
Begitu
pula dalam hal pemilihan teknologi. Misalnya, dalam pengerjaan persawahan, di
negara maju pilihan jatuh kepada teknologi modern (traktor mesin), sedangkan di
negara berkembang pilihan jatuh kepada teknologi sederhana (cangkul atau bajak)
atau teknologi madya (traktor tangan).
Di
samping itu, untuk pilihan “oleh siapa?”, kegiatan produksi sudah seharusnya
diserahkan kepada rakyat mayoritas, sehingga semua orang berkesempatan untuk
terlibat dalam kegiatan produksi dan menikmati hasil produksi.
C. Untuk Siapa Barang
dan Jasa itu Diproduksi (for Whom)?
Pertanyaan
ini merupakan pertanyaan terpenting dalam memecahkan masalah pokok ekonomi.
Sekali lagi diperlukan keberpihakan kepada mayoritas rakyat dengan tetap
memerhatikan kemajuan ekonomi negara secara keseluruhan. Barang dan jasa yang
diproduksi harus merupakan kebutuhan utama serta terjangkau oleh daya beli
mayoritas rakyat.
Ketiga masalah di atas termasuk ke dalam ruang lingkup ekonomi mikro. Pertanyaan ekonomi mikro yang ini menyangkut masalah untuk siapa atau lapisan masyarakat yang mana yang menikmati barang dan jasa yang diberikan. Apakah setiap warga negara mendapat bagian yang sama atau berbeda? Apakah pendapatan nasional telah diretribusikan secara adil? Apakah proyek tertentu perlu dilaksanakan agar setiap penduduk dapat mengonsumsinya? Semua pertanyaan tersebut menyangkut untuk siapa barang dan jasa diproduksi.
Pemecahan masalah ekonomi selain menyangkut masalah apa yang akan diproduksi (what), bagaimana cara memproduksi (how), dan untuk siapa barang diproduksi (for whom), juga harus dikaitkan dengan sistem ekonomi yang ada dan masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara. Ketiga masalah pokok ekonomi mikro di atas, yaitu what, how, dan for whom bersifat fundamental dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya serta selalu dihadapi oleh setiap negara, baik negara sedang berkembang maupun negara yang sudah maju. Namun, tidak semua perekonomian dapat memecahkan ketiga masalah tersebut dengan cara yang sama. Kemungkinan-kemungkinan produksi setiap negara untuk memecahkan masalah-masalah pokok yang dihadapai oleh setiap negara tergantung dari sistem perekonomian yang dianut oleh masing-masing negara.
1. Tingkat Pengangguran dan Laju Inflasi
Dengan mengambil pelajaran dari negara-negara maju di era depresi besar (Amerika Serikat, Perancis, dan Jerman), tingginya tingkat pengangguran dan laju infasi merupakan dua masalah besar yang biasanya dihadapi oleh sebuah perekonomian. Jika dalam jangka panjang kedua masalah tersebut tidak diatasi, biasanya akan berpengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan yang lebih luas bukan hanya ekonomi, tetapi juga sosial politik, dan hukum. Untuk mengatasinya diperlukan intervensi kebijakan pemerintah yang tepat, baik melalui kebijakan Àskal maupun moneter.
2. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi merupakan jumlah output yang dihasilkan suatu unit usaha. Kapasitas untuk menghasilkan komoditas dalam rangka memuaskan keinginan manusia berkembang pesat di beberapa negara, mengalami perlambatan, bahkan penurunan di beberapa negara lain. Kapasitas produksi ini tentu saja berkaitan dengan tingkat pendapatan nasional suatu negara. Tidak adanya peningkatan kapasitas produksi yang cukup, mencerminkan rendahnya pendapatan nasional. Jika demikian suatu negara akan mengalami berbagai hambatan dalam pembangunan ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar